Dedi Mulyadi, mengunjungi Kampung Baru, Harjamukti, Cimanggis, Depok pada Selasa (22/4/2025).
Lokasi tersebut merupakan insiden mobil polisi dibakar buntut penangkapan tersangka kasus penganiayaan dan kepemilikan senjata api ilegal.
Kedatangannya pada Selasa siang disambut antusias warga, bahkan ada yang sampai menangis haru.
Dengan mengenakan kemeja putih lengan panjang dan iket—penutup kepala khas Sunda, Dedi menyapa warga yang berkumpul di sekitar titik kerusuhan.
“Ini orang Batak semua?” sapa Dedi sembari tersenyum.
Suasana mendadak emosional ketika seorang perempuan berkaus hijau menangis di hadapan Dedi.
“Aku followers-mu,” ujarnya terisak.
Ia lalu mengungkapkan harapannya agar tanah tempat mereka tinggal dapat disertifikatkan.
“Bantu kami, Pak. Biar kampung kami disertifikatkan,” pinta perempuan itu.
Perempuan tersebut mengaku telah berdomisili resmi di Depok, namun lahan yang ditempati bersama keluarganya belum memiliki sertifikat.
Dedi pun menanggapi permintaan itu dengan santai tapi tegas.
“Tanahnya tanah siapa? negara?” tanya Dedi.
“Iya,” jawab perempuan itu.
“Dikira punya saya tanah pribadi, pengen disertifikatkan. Itu enggak bisa. Tanah negara,” ujar Dedi sambil tertawa kecil bersama warga lainnya.
Tak berhenti di situ, perempuan tersebut juga curhat bahwa suaminya ikut ditangkap polisi dalam insiden pembakaran mobil yang terjadi sebelumnya.