
bidan bukan sekadar profesi bagi Ina Nur Aida (31), melainkan panggilan hati yang tak mengenal batas ruang dan waktu.
Sejak 2014, setelah mewujudkan mimpinya menjadi bidan berkat dorongan orangtua, Ina sadar, membantu kelahiran seorang anak ke dunia adalah perjalanan spiritual, bukan sekadar rutinitas medis.
“Mungkin kebanyakan orang berpikir setiap pekerjaan itu sama. Namun, bagi saya menjadi bidan itu ada hal yang luar biasa,” ujar Ina, Minggu (20/4/2025).
Setiap tangisan bayi yang ia sambut, mengingatkan pada perjuangan sang ibu yang dulu bertaruh nyawa demi melahirkannya.
Dari situlah, semangat Ina tak pernah padam. Ia tak ingin hanya berada di balik dinding klinik atau rumah sakit.
Tahun 2017, ketika bekerja di sebuah RSIA di Grogol, jalan hidupnya berubah.
Seorang bidan senior mengajaknya menjejak medan yang berbeda—dunia kerelawanan. Ajakan itu diterima Ina tanpa ragu karena merasa terpanggil.
“Beliau melihat kinerja saya, tindakan dan sosialisasi saya begitu tinggi, maka beliau mengajak saya untuk ikut dalam aksi-aksi kerelawanan,” kenang Ina.
Di situlah, Ina melihat sisi lain dari profesinya bahwa bidan bukan hanya untuk ruang bersalin.
Saat bencana datang, korban tak punya waktu untuk menunggu antrean rumah sakit. Mereka butuh pertolongan segera.
Ina memilih menjadi tangan pertama yang datang ke tengah luka dan porak-poranda.
“Maka hadirlah kami sebagai relawan medis yang siap mendatangi mereka ke lokasi-lokasi bencana,” katanya.
Sejak 2018, langkah Ina tak lagi hanya menuntun kelahiran, tapi juga menyambut harapan bagi mereka yang kehilangan.
Dari Papua, Lombok, Palu, Banten, Kalimantan, Bengkulu, Cianjur, hingga Semeru, Ina hadir. Menyeka air mata, menenangkan jiwa, merawat luka.
“Banyak pelajaran dan pengalaman yang tidak pernah saya dapatkan saat kuliah. Dunia relawan membuat saya merasa profesi ini lebih hidup,” tuturnya.
Kini, delapan tahun berlalu, Ina masih melangkah. Tak ada yang tahu ke mana ia akan pergi esok hari.
Tapi satu yang pasti, selama masih ada yang butuh pertolongan, Ina akan hadir, membawa harapan, meski di tengah reruntuhan.